on construction

this blog was established to share information and interactive discussion media for me and reader

Sunday, May 3, 2009

Gambaran apotek di indonesia

read more..

Apotek menurut definisinya merupakan tempat penyaluran perbekalan kesehatan dan perlatan kesehatan sekaligus tempat melaksanakan tugas pelayanan kefarmasian bagi apoteker yang telah mengucapkan sumpah. Menurut definisi ini apotek seharusnya merupakan tempat praktek bagi apoteker dan tempat pasien untuk mendapatkan obat atau alat kesehatan yang tepat untuk kondisinya. Bila melihat definisi ini secara sepintas pengelolaan apotek terlihat mudah. Akan tetapi pada kenyataanya pengelolaan apotek tidak semudah yang dibayangkan. Ada tanggung jawab yang besar disitu. Tanggung jawab yang dipegang oleh apoteker pengelola apotek.
Seorang apoteker pengelola apotek harus mampu mengatur bagaimana memberikan pelayanan kesehatan yang tepat kepada masyarakat sesuai dengan sumpah yang telah diucapkan. Di sisi lain seorang apa harus mampu mengelola apotek tersebut hingga dapat memberikan keuntungan setidaknya untuk menutupi biaya operasional apotek. Disinilah kerentanan terjadinya kesalahan pengelolaan apotek.
Apotek bisa saja lebih memilih orientasi untuk mencari keuntungan dibandingkan untuk melayani masyarakat. Akan tetapi tidak sedikit apotek yang lebih mementingkan pengabdian kepada masyarakat dibandingkan dengan keuntungan. Apotek yang baik tentunya harus bisa menyeimbangkan kedua kepentingan tersebut.
di indonesia masih sangat sulit untuk menemukan apotek yang dapat mengelola tanggung jawabnya dengan seimbang. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya hal ini. Kita dapat melihat hal ini dari sudut pandang apoteker sebagai pengelola apotek, apotek sebagai unit bisnis dan pasien sebagai konsumen.
Bila dilihat dari sudut pandang apoteker sebagai pengelola apotek. Pertama, apoteker pengelola apotek masih kurang memahami tanggung jawabnya di apotek. Akibatnya apoteker tidak datang setiap hari di apoteknya. Mungkin mereka hanya datang saat ada pemeriksaan atau pembayaran gaji. Kedua, apoteker telah memahami tanggung jawabnya tetapi revenue yang ia peroleh dari apotek tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga mereka sering mencari pekerjaan sampingan lain dan menjalankan perkerjaannya di apotek dengan tidak serius. Ketiga, kurangnya rasa percaya diri apoteker saat berhadapan dengan masyarakat. Sehingga dalam memberikan penjelasan kepada pasien apoteker kurang berani.
Dari sudut pandang apotek sebagai unit bisnis, apotek sekarang tidak memberikan keuntungan seperti apotek pada masa lalu. Akibatnya para pekerja apotek cendrung untuk menjual produk yang memberikan keuntungan yang besar dibandingkan dengan yang tepat untuk pasien. Karena saat ini mencari keuntungan diapotek sangat sulit. Misalnya saja, apotek sekarang lebih suka menjual produk paten atau bermerk dibandingkan dengan produk generik. Hal ini tentu saja akan merugikan pasien yang langsung terkena dampaknya.
Dari sudut pandang pasien sebagai konsumen apotek. Kecendrungan pasien sekarang ke apotek seperti ke toserba obat. Mereka hanya datang dengan membawa resep atau datang tanpa resep untuk menembus obat tanpa mengerti akan hak-hak yang mereka dapatkan di apotek. Yang penting bagi mereka adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan Kebanyakan pasien tidak mengerti bahwa mereka seharusnya ke apotek bertemu dengan apoteker pengelola apotek dan melakukan konsultasi mengenai pengobatan yang mereka dapatkan. Saat ini pasien masih berpikiran bahwa dokterlah yang mengerti mengenai penyakit dan terapi pengobatan yang tepat untuk penyakit mereka.
Kondisi pengelolaan apotek yang tidak seimbang seperti ini sangat rentan memunculkan masalah sosial maupun kesehatan yang lebih buruk. Misalnya saja bila apotek susah untuk mendapatkan untung dia bisa meningkatkan penjualan obat-obat paten/ bermerk atau obat-bat golongan psikotropika yang akan mendongkrak pendapatan apotek. Bila apotek tidak melakukan hal ini, pilihan lainnya dalah menutup apoteknya. Sedangkan bila perilaku apoteker masih sering membolos dari kerja diapotek atau masyarakat masih acuh terhadap informasi yang berhak mereka dapatkan diapotek bisa saja reaksi yang tidak diinginkan dari konsumsi obat terjadi pada pasien yang dapat memperburuk kondisi kesehatannya,
Oleh karena itu pemerintah sebagai badan regulasi diharapkan mengerti mengenai masalah ini dan mulai membenahinya. Tanpa adanya campur tangan dari pemerintah tentu akan sulit bagi apotek untuk membenahi dirinya sendiri dalam rangka memenuji kewajibannya sebagai tempat pelayanan kesehatan yang juga memberikan keuntungan. Pemerintah harus mampu membuat regulasi yang menguntungkan bagi apotek sebagai unit bisnis maupun apotek sebagai tempat pelayanan kefarmasian.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home